Sulawesi Tenggara | |||
---|---|---|---|
— Provinsi — | |||
Peta lokasi Sulawesi Tenggara | |||
Negara | Indonesia | ||
Hari jadi | 22 September 1964 | ||
Dasar hukum | UU 13/1964 | ||
Ibu kota | Kendari | ||
Koordinat | 6º 30' - 2º 30' LS 120º 30' - 124º 50' BT |
||
Pemerintahan | |||
- Gubernur | Nur Alam, SE | ||
- DAU | Rp. 700.836.557.000,- (2011)[1] | ||
Luas | |||
- Total | 38.140 km2 | ||
Populasi (2010)[2] | |||
- Total | 2.230.569 | ||
- Kepadatan | 58,5/km² | ||
Demografi | |||
- Suku bangsa | Buton (23%), Bugis (19%), Tolaki (16%), Muna (15%) | ||
- Agama | Islam 95%, Kristen, Hindu | ||
- Bahasa | Bahasa Indonesia | ||
Zona waktu | WITA | ||
Kabupaten | 10 | ||
Kota | 2 | ||
Kecamatan | 104 | ||
Desa/kelurahan | 1.529 | ||
Lagu daerah | Peia Tawa-tawa | ||
Situs web | www.sultraprov.go.id |
Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' - 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).
Sejarah
Sulawesi Tenggara awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara dengan Kendari
sebagai ibukota kabupaten. Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah
Otonom berdasar Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Pada
awalnya terdiri atas 4 (empat) kabupaten, yaitu: Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton dengan Bau-bau sebagai ibukota provinsi. Namun, karena suatu hal ibukota provinsi berganti menjadi di Kendari. Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 10 kabupaten dan 2 kota.
Demografi
Pada tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sekitar 1.349.619 jiwa. Kemudian tahun 2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa dan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun 2005 adalah sejumlah 1.959.414 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara selama tahun 1990-2000 adalah 2,79% per tahun dan tahun 2004-2005 menjadi 0,02%.[rujukan?] Laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten selama kurun waktu 2004-2005 hanya kota Kendari dan Kabupaten Muna yang menunjukan pertumbuhan yang positif, yaitu 0,03 % dan 0,02 % per tahun, sedangkan kabupaten yang lain menunjukkan pertumbuhan negatif.
Struktur umur penduduk Sulawesi Tenggara pada tahun 2005, penduduk usia di bawah 15 tahun 700.433 jiwa (35,75%) dari total penduduk, sedangkan penduduk perempuan mencapai 984.987 jiwa (20.27%) dan penduduk laki-laki mencapai 974.427 jiwa (49,73%).
Perekonomian
Beberapa komoditi unggulan Sulawesi Tenggara, antara lain:
- Pertanian, meliputi: kakao, kacang mede, kelapa, cengkeh, kopi, pinang lada dan vanili
- Kehutanan, meliputi: kayu gelondongan dan kayu gergajian
- Perikanan, meliputi: perikanan darat dan perikanan laut
- Peternakan, meliputi: sapi, kerbau dan kambing
- Pertambangan, meliputi: aspal[3] , nikel, emas, marmer, batu setengah permata, onix, batu gamping dan tanah liat
- Pariwisata, meliputi:
- Wisata sejarah, seperti:
- Benteng Keraton Buton, di Kota Baubau yang merupakan benteng terluas di dunia;
- Istana Malige, di Kota Baubau dengan arsitektur khas Suku Buton dan merupakan bangunan adat yang tidak menggunkan paku;
- Kasulana Tombi, di Kota Baubau yang merupakan bekas tiang bendera Kesultanan Buton yang umurnya lebih dari tiga abad;
- Masjid Agung Keraton Buton (Masigi Ogena), di Kota Baubau yang merupakan masjid pertama yang berdiri di Sulawesi Tenggara;
- Kampua, di Kota Baubau yang merupakan mata uang Kerajaan dan Kesultanan Buton.
- Wisata budaya, seperti:
- Tenunan Buton di kota Baubau, Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara;
- Tenun Ikat di Kabupaten Wakatobi;
- Tari Lariangi dari Kabupaten Wakatobi;
- Tari Balumpa dari Kabupaten Wakatobi;
- Pekande-kandea, upacara adat masyarakat Buton Raya (Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi);
- Pengrajin Besi, di Binongko, Kabupaten Wakatobi;
- Upacara Adat Posuo (Masyarakat Buton Raya);
- Upacara Adat Kabuenga, dari Kabupaten Wakatobi;
- Upacara Adat Karia, dari Wangi-wangi di Kabupaten Wakatobi;
- Upacara Adat Mataa, dari Kabupaten Buton;
- Upacara Adat Tururangiana Andala, dari Pulau Makassar di Kota Baubau;
- Layang-layang tradisional Khagati, dari Kabupaten Muna;
- Tari Lumense, dari Kabaena di Kabupaten Bombana;
- Aduan Kuda, dari Kabupaten Muna;
- Upacara Adat Religi Goraana Oputa, oleh masyarakat Buton Raya;
- Upacara Adat Religi Qunua, oleh masyarakat Buton Raya;
- Gambus dan Dole-dole, alat musik khas masyarakat Buton Raya;
- Atraksi Perahu Naga, di Kota Baubau;
- Tari Lulo Alu, dari Kabaena Kabupaten Bombana;
- Upcara adat Bangka Mbule Mbule di Kabupaten Wakatobi.
- Wisata alam, seperti:
- Taman Nasional Wakatobi, di Kabupaten Wakatobi yang merupakan surga bawah laut segitiga karang dunia yang memiliki spesies terumbu karang sebanyak 750 dari 850 spesies karang dunia;
- Pantai Nirwana, di Kota Baubau;
- Pantai Lakeba, di Kota Baubau;
- Gua Moko, di Kota Baubau;
- Gua lakasa, di Kota Baubau;
- Pantai Kamali, di Kota Baubau;
- Wantiro, di Kota Baubau;
- Hutan Tirta Rimba, di Kota Baubau;
- Batu Poaro, di Kota Baubau;
- Gua Kaisabu, di Kota Baubau;
- Lagawuna, di Kota Baubau;
- Air Terjun Samparona, di Kota Baubau;
- Hutan Lambusango, di Kabupaten Buton yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora dan fauna yang endemik diantaranya Anoa;
- Suaka Margasatwa Buton Utara, di Kabupaten Buton Utara;
- Cagar Alam Wakonti, di Kota Baubau;
- Permandian Bungi, di Kota Baubau;
- Kali Baubau, di Kota Baubau;
- Kolagana, di Kota Baubau;
- Sulaa, di Kota Baubau;
- Wisata Bawah Laut Basilika, di Kabupaten Buton yang merupakan kawasan pengembangan terpadu BASILIKA (Pulau Batauga, Pulau Siompu, Pulau Liwutongkidi dan Pulau Kadatua). Tujuannya adalah untuk mengembangkan objek wisata bahari (bawah laut) di kabupaten yang kaya dengan aneka wisata baharinya itu;
- Baubau Letter, di Kota Baubau;
- Sungai Tamborasi yang merupakan sungai terpendek di dunia yang terletak di Kabupaten Kolaka;
- Air Terjun Moramo, di Kabupaten Konawe Selatan;
- Goa Kobori, di Kabupaten Muna;
- Danau Napabale, di Kabupaten Muna;
- Kaburaburana, air terjun bertingkat di Kabupaten Buton.
- Pantai Batu Gong di Kabupaten Konawe
- Pantai Toronipa di Kabupaten Konawe
- Permandian Cekdam di kabupaten Konawe
- Pantai Nambo di Kota Kendari
- Pulau Sagori, di Kabupaten Bombana
- Goa Batu Buri di Kabupaten Bombana
Pemerintahan
Kabupaten dan kota
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota |
---|---|---|
1 | Kabupaten Bombana | Rumbia |
2 | Kabupaten Buton | Pasarwajo |
3 | Kabupaten Buton Utara | Buranga |
4 | Kabupaten Kolaka | Kolaka |
5 | Kabupaten Kolaka Utara | Lasusua |
6 | Kabupaten Konawe | Unaaha |
7 | Kabupaten Konawe Selatan | Andolo |
8 | Kabupaten Konawe Utara | Wanggudu |
9 | Kabupaten Muna | Raha |
10 | Kabupaten Wakatobi | Wangi-Wangi |
11 | Kota Bau-Bau | - |
12 | Kota Kendari | - |
Daftar gubernur
No | Foto | Nama | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Keterangan |
1. | J. Wayong | 1964 | 1965 | ||
2. | Laode Hadi | 1965 | 1967 | ||
3. | Eddy Sabara | 1967 | 1978 | ||
4. | H. Abdullah Silondae | 1978 | 1981 | ||
5. | Eddy Sabara | 1981 | 1982 | Pejabat Gubernur | |
6. | Ir. H. Alala | 1982 | 1992 | ||
7. | Drs. Laode Kaimuddin | 1992 | 2002 | ||
8. | Ali Mazi, SH | 2002 | 2008 | ||
9. | Nur Alam | 18 Februari 2008 | 2013 |
Perwakilan di Jakarta
Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tenggara
- Andi Rahmat (Fraksi Partai Demokrat)
- Yan Hendrizal (Ffraksi Partai Keadilan Sejahtera)
- Wa Ode Nurhayati (Partai Amanat Nasional)
- Umar Arsal Al Habsy (Partai Demokrat)
- Oheo Sinapoy (Partai Golkar)
Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tenggara
- La Ode Ida
- Drs. Kamaruddin MBA
- Abd. Jabbar Toba
- Hosein Effendy
Catatan kaki
- ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
- ^ Sensus Penduduk 2010
- ^ Produsen Aspal Buton
0 komentar:
Posting Komentar