Maluku | |||
---|---|---|---|
— Provinsi — | |||
|
|||
Moto: Siwa Lima ( Milik Bersama) |
|||
Peta lokasi Maluku | |||
Negara | Indonesia | ||
Dasar hukum | UU 20/1958, UU 46/1999, UU 40/2003 | ||
Ibu kota | Ambon | ||
Koordinat | 8º 30' - 2º 30' LS 125º 20' - 135º 10' BT |
||
Pemerintahan | |||
- Gubernur | Karel Albert Ralahalu | ||
- DAU | Rp. 703.993.953.000,- (2011)[1] | ||
Luas | |||
- Total | 705.645 km2 | ||
- Daratan | 47.350,42 km2 | ||
- Perairan | 658.294,69 km2 | ||
1700-an buah pulau besar dan kecil | |||
Populasi (2010)[2] | |||
- Total | 1,831,402 | ||
- Kepadatan | 2,6/km² | ||
Demografi | |||
- Suku bangsa | Alef'uru (56%), Eropa (11%), Arab (8%), Buton (10%), Minahasa (5%) | ||
- Agama | Islam (50,6%), Protestan (41%), Katolik (9%) Lainnya (1%) | ||
- Bahasa | Indonesia, Dialek Melayu Ambon, Tulehu, Kai, Banda, Seith, Yamdena, Kisar, Dammar, Paulohy, Dawera-Daweloor, (lebih dari 130 bahasa) | ||
Zona waktu | WIT | ||
Kabupaten | 12 buah | ||
Kota | 2 | ||
Lagu daerah | Rasa Sayangeeee, Sarinande, Burung Kaka Tua, Sayangkene, Nusaniwe,Gandong ( Richardo Arnold Marwa ) | ||
Situs web | www.malukuprov.go.id |
Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas adalah salah satu provinsi tertua di Indonesia. Ibukotanya adalah Ambon. Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi Maluku terdiri atas gugusan kepulauan yang dikenal dengan Kepulauan Maluku.
Sosial Budaya
Suku Bangsa
Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra Pasifik.
Banyak bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki ikatan tradisi
dengan bangsa bangsa kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu
daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik
khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii).
Mereka umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat serta profil tubuh yang lebih atletis
dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah
suku kepulauan yang mana aktivitas laut seperti berlayar dan berenang
merupakan kegiatan utama bagi kaum pria.
Sejak zaman dahulu, banyak di antara mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku lain, perkawinan dengan suku Minahasa, Sumatra, Jawa, Madura Aceh, bahkan kebanyakan dengan bangsa Eropa (umumnya Belanda dan Portugal) kemudian bangsa Arab, India
sudah sangat lazim mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing
selama 2300 tahun dan melahirkan keturunan keturunan baru, yang mana
sudah bukan ras Melanesia
murni lagi. Karena adanya percampuran kebudayaan dan ras dengan orang
Eropa inilah maka Maluku merupakan satu-satunya wilayah Indonesia yang
digolongkan sebagai daerah Mestizo. Bahkan hingga sekarang banyak marga di Maluku yang berasal bangsa asing seperti Belanda (Van Afflen, Van Room, De Wanna, De Kock, Kniesmeijer, Gaspersz, Ramschie, Payer, Ziljstra, Van der Weden dan lain-lain) serta Portugal
(Da Costa, De Fretes, Que, Carliano, De Souza, De Carvalho, Pareira,
Courbois, Frandescolli dan lain-lain). Ditemukan pula marga bangsa Spanyol (Oliviera, Diaz, De Jesus, Silvera, Rodriguez, Montefalcon, Mendoza, De Lopez dan lain-lain) serta Arab
(Al-Kaff, Al Chatib, Bachmid, Bakhwereez, Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus,
Assegaff dan lain-lain). Cara penulisan marga asli Maluku pun masih
mengikuti ejaan asing seperti Rieuwpassa (baca: Riupasa), Nikijuluw (baca: Nikiyulu), Louhenapessy (baca: Louhenapesi), Kallaij (baca: Kalai) dan Akyuwen (baca: Akiwen).
Dewasa ini, masyarakat Maluku tidak hanya terdapat di Indonesia saja
melainkan tersebar di berbagai negara di dunia. Kebanyakan dari mereka
yang hijrah keluar negeri disebabkan olah berbagai alasan. Salah satu
sebab yang paling klasik adalah perpindahan besar-besaran masyarakat
Maluku ke Eropa pada tahun 1950-an dan menetap disana hingga sekarang.
Alasan lainnya adalah untuk mendapatkan kehidupan yang labih baik,
menuntut ilmu, kawin-mengawin dengan bangsa lain, yang dikemudian hari
menetap lalu memiliki generasi-generasi Maluku baru di belahan bumi
lain. Para ekspatriat Maluku ini dapat ditemukan dalam komunitas yang
cukup besar serta terkonsentrasi di beberapa negara seperti Belanda,
Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Belgia, Jerman dan berbagai
benua lainnya.
Bahasa
Bahasa yang digunakan di provinsi Maluku adalah Bahasa Melayu Ambon, yang merupakan salah satu dialek bahasa Melayu.
Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (1512), bahasa
Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan.
Bahasa yang dipakai di Ambon sedikit banyak telah dipengaruhi oleh
bahasa-bahasa di Sulawesi yakni suku-suku Buton,Bugis atau Makassar. Bahasa Indonesia,
seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam
kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di
kantor-kantor pemerintah. Bahasa Melayu dialek Ambon dipahami oleh
hampir semua penduduk di provinsi Maluku dan umunya,dipahami juga oleh
masyarakat Indonesia Timur lain seperti Ternate,Manado dll.
Bahasa yang digunakan di pulau Seram, pulau ibu (Nusa Ina/Pulau asal-muasal) dari semua suku-suku di Provinsi Maluku dan Maluku Utara adalah sebagai berikut:
- bahasa Wamale (dipakai penduduk Negeri Piru,Seruawan,Kamarian dan Rumberu (Kabupaten Seram Bagian Barat)
- bahasa Alune (di Kabupaten Seram Bagian Barat)
- bahasa Nuaulu (dipergunakan oleh suku Nuaulu di Seram selatan yaitu,antara teluk El-Paputih dan teluk Telutih)
- bahasa Koa (di pegunungan Manusela dan Kabauhari)
- bahasa Seti (di pergunakan oleh suku Seti, di Seram Utara dan Telutih Timur)
- bahasa Gorom (bangsa yang turun dari Seti dan dipakai oleh penduduk Gorom yang berdiam di kabupaten Seram Bagian Timur)
Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia.
Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan yang lainnya, juga
mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi
ini. Jika diakumulasikan, secara keseluruhan, terdapat setidaknya 132
bahasa di kepulauan Maluku, yakni:
- Alune
- Amahai
- Ambelau
- Asilulu
- Babar Utara
- Babar tenggara
- Banda
- Batuley
- Barakai
- Benggoi
- Boano
- Buli
- Buru
- Dammar Timur
- Damar Barat
- Dawera-Daweloor
- Dobel
- Elpaputih
- Emplawas
- Fordata
- Hualoy
- Hitu
- Kadai
- Kamarian
- Kai Besar
- Kai Kecil
- Karey
- Kayeli
- Kisar
- Koba
- Kola
- Kompane
- Kur
- Laba
- Laha
- Larike
- Latu
- Leti
- Liana-Seti
- Lisbata-Nuniali
- Lisela
- Lola
- Lorang
- Luhu
- Luang
- Melayu-Ambon
- Melayu-Banda
- Manipa
- Manusela
- Masela Tengah
- Masela Timur
- Masela Barat
- Naka'ela
- Nila
- Nuaulu Utara
- Nuaulu Selatan
- Nusa Laut
- Oirata
- Pagu
- Patani
- Paulohy
- Perai
- Piru
- Rumaolat
- Roma
- Sahu
- Salas
- Saleman
- Saparua
- Sawai
- Seith
- Selaru
- Seluwasan
- Sepa
- Serili
- Serua
- Talur
- Tarangan Timur
- Tarangan Barat
- Tela-Masbuar
- Teluti
- Teor
- Te'un
- Tugun
- Tugutil
- Tulehu
- Wakasihu
- Watubela
- Wemale Utara
- Wemale Selatan
- Yalahatan
- Yamdena
Dua bahasa yang telah punah adalah Palamata dan Moksela. Ratusan
bahasa diatas dipersatukan oleh sebuah bahasa pengantar yang telah
menjadi lingua franca sejak lama yaitu bahasa Melayu Kreol yang terdiri atas 4 varian :
- Bahasa Melayu Maluku Utara dipakai di Seram bagian utara,Buru sebelah utara dan pulau - pulau kecil diutara Seram
- Bahasa Melayu Ambon dipakai secara luas dikota Ambon, Saparua, Haruku, Molana, Nusa Laut, Manipa, Seram Bagian Barat, Seram Bagian TImur, Kepulauan Seram Laut, kabupaten Maluku Tengah dan pulau Buru
- Bahasa Melayu Banda yang dipakai penduduk (terutama Muslim) dikepulauan Banda.
- Bahasa Melayu Tenggara dipakai oleh daerah-daerah pulau dibagian Tenggara Maluku (Tenggara Jau) seperti MTB, Maluku Tenggara, MBD, kota Tual, dan Aru.
Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Cina, Portugis, Belanda dan
Inggris) menginjakan kakinya di Maluku (termasuk Maluku Utara),
bahasa-bahasa tersebut sudah hidup setidaknya ribuan tahun dan menjadi
bahasa-bahasa dari keluarga bahasa Pasifik/Melanesia.
Bahasa Indonesia,
seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam
kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di
kantor-kantor pemerintah, mengingat sejak 1980-an berdatangan 5000 KK
(lebih) transmigran dari Pulau Jawa. Dengan banyaknya penduduk dari
pulau lain tersebut, maka khazanah bahasa di Pulau Seram (dan Maluku)
juga bertambah, yaitu kini ada banyak pemakai bahasa-bahasa Jawa, Bali
dan sebagainya.
Agama
Mayoritas penduduk di Maluku memeluk agama Islam dan Kristen. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda
yang telah menyebarkan kekristenan dan pengaruh Kesultanan Ternate dan
Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku serta Pedagang Arab
di pesisir Pulau Ambon dan sekitarnya sebelumnya. Tempat ibadah di
Provinsi Maluku pada tahun 2009 adalah Mesjid 1.188 buah, Gereja 1.597
buah, Pura 10 buah dan Wihara 4 buah. Sedangkan Pemeluk agama Islam
sebesar 50 persen, Kristen Protestan sebesar 40 persen, Kristen Katholik
9 persen dan lainnya 1 persen. Gereja Protestan Maluku merupakan gereja
terbesar yang ada di Maluku, yang memiliki jemaat gereja di hampir
seluruh desa dan negeri kristen di seluruh Maluku. Pada tahun 2008,
jemaah haji yang pergi ke Mekkah sebanyak 621 orang, dimana jemaah haji
terbanyak berasal dari Kota Ambon sebanyak 339 orang.
Sosial Budaya
Pemerintahan
Kabupaten dan Kota
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota |
---|---|---|
1 | Kabupaten Buru | Namlea |
2 | Kabupaten Buru Selatan | Namrole |
3 | Kabupaten Kepulauan Aru | Dobo |
4 | Kabupaten Maluku Barat Daya | Tiakur Kecamatan Moa Lakor |
5 | Kabupaten Maluku Tengah | Masohi |
6 | Kabupaten Maluku Tenggara | Langgur |
7 | Kabupaten Maluku Tenggara Barat | Saumlaki |
8 | Kabupaten Seram Bagian Barat | Piru (de facto) |
9 | Kabupaten Seram Bagian Timur | Bula (de facto) |
10 | Kota Ambon | - |
11 | Kota Tual | - |
Daftar Gubernur
Sebagai salah satu Propinsi tertua di Indonesia, Maluku juga telah
diperintah berbagai bangsa selama berabad-abad. Adapun daftar Gubernur
Maluku sejak Zaman Kolonial dimulai dari Pemerintahan Portugis, Spanyol,
Belanda dan Inggris hingga Masa Kemerdekaan Republik Indonesia, adalah
sebagai berikut:
No. | Nama | Masa jabatan |
---|---|---|
A | Masa Pemerintahan Portugal | |
1 | Antonio de Brito | 1522 - 1525 |
2 | Garcia Henriques | 1525 - 1527 |
3 | Jorge de Meneses | 1527 - 1530 |
4 | Gonçalo Pereira | 1530 - 1531 |
5 | Vicente da Fonseca | 1531 - 1534 |
6 | Tristão de Ataide | 1534 - 1536 |
7 | Antonio Galvão | 1536 - 1540 |
8 | Jorge de Castro | 1540 - 1544 |
9 | Jordão de Freitas | 1544 - 1546 |
10 | Bernaldim de Sousa | 1546 - 1549 |
11 | Cristovão de Sa | Oct 1549 - Oct 1550 |
12 | Francisco Lopes de Sousa | 1552 - Feb 1554 |
13 | Cristovão de Sa (memerintah untuk kedua kalinya) | Feb 1554 - Nov 1555 |
14 | Duarte d'Eça | 1555 - Dec 1558 |
15 | António Pereira Brandão | Dec 1558 - Oct 1560 |
16 | Manoel de Vasconcellos | Oct 1560 - 1561 |
17 | Bastião Machado | Oct 1560 - 1561 |
18 | Henrique de Sa | Mar 1562 - 1564 |
19 | Alvaro de Mendonça | 1564 - 1567 |
20 | Diogo Lopes de Mesquita | 1567 - 1571 |
21 | Alvaro de Ataide | 1571 - Dec 1574 |
22 | Nuno Pereira de Lacerda | Dec 1574 - 28 Dec 1575 |
23 | Sancho de Vasconcellos | 1575 - 1578 |
24 | Diogo de Azambuja | Dec 1582 - Jan 1586 |
25 | Duarte Pereire de Sampaio | Jan 1586 - 1589 |
26 | Rui Dias da Cunha | 1589 - 1592 |
27 | Tristão de Sousa | 1592 - 1595 |
28 | Julião de Noronha | 1595 - 20 Nov 1598 |
29 | Rui Gonçalves de Sequeira | 20 Nov 1598 - Feb 1602 |
30 | Pedro Alvares de Abreu | Feb 1602 - 19 May 1605 |
B | Masa Pemerintahan Spanyol | 1606 - 1663 |
1 | Juan de Esquivel | 1606 - 1609 |
2 | Lucas de Vergara Gaviria | 1606 - 1609 |
3 | Cristobál de Azcueata Menchaca | 1610 - 1612 |
4 | Jerónimo de Silva | 1612 - 1617 |
5 | Lucas de Vergara Gaviria (memerintah untuk kedua kalinya) | 1617 - 1620 |
6 | Luis de Bracamonte | 1620 - 1623 |
7 | Pedro de Heredia | 1623 - 1636 |
8 | Pedro Muñoz de Carmona y Mendiola | 1636 - 1640 |
9 | Francesco Suárez de Figueroa | 1640 - 1642 |
10 | Pedro Fernández del Rio | 1642 - 1643 |
11 | Lorenzo de Olaso Achotegui | 1643 - 1652 |
12 | Pedro Fernández del Rio (memerintah untuk kedua kaliya) | 1652 |
13 | Francesco de Esteybar | 1652 - 1656 |
14 | Diego Sarria Lascano | 1659 - 1660 |
15 | Francesco de Esteybar (memerintah untuk kedua kalinya) | 1658 - 1659 |
16 | Francesco de Atienza Ibañez | 1659 - 1660 |
17 | Juan de Chaves | 1660 - 1661 |
18 | Agustín de Cepeda Carnacedo | 1661 - 1663 |
19 | Francesco de Atienza Ibañez (memerintah untuk kedua kalinya) | 1663 |
C | Masa Pemerintahan Belanda | |
1 | Frank van der Does | 1599 - c.1602 |
2 | Jan Pieterszen Suyer | Jan 1601 - 1602 |
3 | Christiaen Adriaensz den Dorst | Sep 1602 - 1604 |
4 | Anthonie van Suylen van Nyevelt | Sep 1602 - 1604 |
5 | Adriaan Antoniszen | Jul 1605 - Mar 1606 |
6 | Gerrit Gerritszen van der Buis & Pieter Janszen Boenen | 1607 - 1608 |
7 | Adriaen Woutersz | 1608 - 1610 |
8 | Paulus van Caerden | 1610 - 1612 |
9 | Pieter Both | 1612 - 1616 |
10 | Laurens Reaal | 1616 - 1621 |
11 | Frederik Houtman | 1621 - 1623 |
12 | Jacques le Fèbre | 1623 - 1627 |
13 | Gilles van Zeijst | 1627 - 1628 |
14 | Pieter Wagensveld | 1628 - 1629 |
15 | Gijsbert van Lodestein | 1629 - 1633 |
16 | Johan Ottens | 1633 - 1635 |
17 | Jan van Broekom | 1635 - 1640 |
18 | Anthonij Caen | 1640 - 1642 |
19 | Wouter Seroijen | 1642 - 1648 |
20 | Gaspar van den Bogaerde | 1648 - 1653 |
21 | Jacob Hustaart | 1653 - 1656 |
22 | Simon Cos | 1656 - 1662 |
23 | Anthonij van Voorst | 1662 - 1667 |
24 | Maximilian de Jong | 1667 - 1669 |
25 | Abraham Verspreet | 1669 - 1672 |
26 | Cornelis Franks | 1672 - 1674 |
27 | Willem Corput | 1675 - 1675 |
28 | Willem Harthouwer | 1676 - 1676 |
29 | Jacob de Ghein | 1676 - 1677 |
30 | Robbert Padtbrugge | 1677 - 1682 |
31 | Jacob Lobs | 1682 - 1686 |
32 | Johan Henrik Thim | 1686 - 1689 |
33 | Johannes Cops | 1689 - 1692 |
34 | Cornelis van der Duin | 1692 - 1696 |
35 | Salomon le Sage | 1696 - 1701 |
36 | Pieter Rooselaar | 1701 - 1706 |
37 | Jacob Claaszoon | 1706 - 1710 |
38 | David van Petersom | 1710 - 1715 |
39 | Jacob Bottendorp | 1715 - 1720 |
40 | Antoni Heinsius | 1720 - 1723 |
41 | Jacob Cloeck | 1723 - 1724 |
42 | Joan Happon | 1724 - 1728 |
43 | Jacob Christiaan Pielat | 1728 - 1731 |
44 | Elias de Haeze | 1728 - 1731 |
45 | Johannes Bernard | 1728 - 1731 |
46 | Paulus Rouwenhoff | 1735 - 1739 |
47 | Marten Lelievelt | 1739 - 1744 |
48 | Gerrard van Brandwijk van Blokland | 1744 - 1750 |
49 | J.E. van Mijlendonk | 1750 - 1754 |
50 | Abraham Abeleven | 1754 - 1758 |
51 | Jacob van Schoonderwoert | 1754 - 1758 |
52 | Hendrik Breton | 1766 - 1767 |
53 | Paulus Jacob Valckenaer | 1771 - 1778 |
54 | Jacob Roeland Thomaszen | 1778 - 1780 |
55 | Alexander Cornabé | 1780 - 1793 |
56 | J. Ekenholm | 1793 - 1796 |
57 | Johan Godfried Burdach | 1796 - 1799 |
58 | Willem Jacob Cranssen | 13 Sep 1799 - 21 Jun 1801 |
D | Masa Pemerintahan Inggris | |
1 | K.T. Farquhar | 21 Jun 1801 - 1803 |
2 | H. Webber | 1803 |
3 | Peter Adrianus Goldbach | 1803 - 1804 |
4 | Carel Lodewijk Wieling | 1804 - 1809 |
5 | R. Coop à Groen | 1809 - 1810 |
7 | E. Tucker | 1810 - 1811 |
8 | Forbes | 1811 |
9 | W. Ewer | 1811 - 1813 |
10 | W.G. Mackenzie | 1813 - 1815 |
11 | R. Stuart | 1815 - 1816 |
12 | W.G. Mackenzie (memerintah untuk kedua kalinya) | 1816 - 20 Apr 1817 |
E | Masa Kemerdekaan Indonesia Hingga Sekarang | |
1 | Mr. J.J. Latuharhary | 1950 - 1955 |
2 | M. Djosan | 1955 - 1960 |
3 | Muhammad Padang | 1960 - 1965 |
4 | G.J. Latumahina | 1965 - 1968 |
5 | Soemitro | 1968 - 1973 |
6 | Soumeru | 1973 - 1975 |
7 | Hasan Slamet | 1975 - 1980 |
7 | Hasan Slamet (memerintah untuk kedua kalinya) | 1980 - 1985 |
8 | Sebastian Soekoso | 1985 - 1990 |
9 | Sebastian Soekoso (memerintah untuk kedua kalinya) | 1990 - 1993 |
10 | M. Akib Latuconsina | 1993 - 1998 |
11 | Dr. M. Saleh Latuconsina | 1998 - 2003 |
12 | Brigjen TNI (Purn) Karel Albert Ralahalu | 2003 - 2013 |
Perekonomian
Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik
setiap tahun. Salah satu indikatornya antara lain, adanya peningkatan
nilai PDRB. Pada tahun 2003 PDRB Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun
rupiah kemudian meningkat menjadi 4,05 triliun tahun 2004. Pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2004 mencapai 4,05 persen dan meningkat menjadi 5,06
persen pada 2005.
Kondisi geografis Provinsi Maluku bila dilihat dari sisi strategis
peluang investasi bisnis dapat diprediksi bahwa sumber daya alam di
sektor perikanan dan kelautan dapat dijadikan primadona bisnis di
Maluku, selain sektor lainnya seperti pertanian sub sektor peternakan
dan perkebunan, sektor perdagangan dan sektor pariwisata serta sektor
jasa yang seluruhnya memiliki nilai jual dan potensi bisnis yang cukup
tinggi
Sumber Daya Hutan
Luas sumber daya darat di Maluku adalah sebesar 54.185 km2, dengan potensi sumber daya hutan :
- Hutan Konversi : 475.433 Ha
- Hutan Lindung : 774.618 Ha
- Hutan Produksi Terbatas : 865.947 Ha
- Hutan Produksi Tetap : 908.702 Ha
- Hutan yang dapat dikonversi : 1.633.646 Ha
Potensi Tambang dan Mineral
Adapun daerah penghasil tambang dan Mineral di Provinsi Maluku adalah :
- Emas : Pulau Wetar, Ambon, Haruku & Pulau Romang
- Mercuri : Pulau Damar
- Perak : Pulau Romang
- Logam Dasar : Pulau Haruku dan Nusalaut
- Kuarsa : Pulau Buru
- Minyak Bumi : Bula (Pulau Seram), Laut Banda, Kepulauan Aru dan cadangan minyak di Maluku Barat Daya.
- Mangan : Laut Banda
Perikanan
Provinsi Maluku ditetapkan oleh Menteri KKP (Fadel Mohammad) sebagai
Lumbung Ikan Nasional 2030 sejak digelarnya Sail Banda 2010. Maluku yang
merupakan kepulauan bahari terbesar di [Nusantara]] memang layak
dijadikan lumbung ikan nasional karena potensi perikanan yang luar biasa
banyaknya disertai laut yang kaya dan masih terjaga dari campur tangan
manusia. Daerah dengan potensi ikan yang lain selain Maluku yaitu
- Sulawesi Utara. Potensi perikanan terbesar terpusat di Minahasa Tenggara, Kepulauan Sangir, Selat Lembeh dan kepulauan Talaud
- Sulawesi Selatan. Potensi perikanan terbesar terpusat di Selayar, Sulawesi Barat dan Teluk Bone
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Maluku Utara
Potensi Perikanan dan Sumber Daya Air Maluku
Sumber daya perairan 658.294,69 km2, dengan potensi sebagai berikut :
- Laut Banda : 277.890 ton/tahun - Laut Arafura : 771.500 ton/tahun -
Laut Seram : 590.640 ton/tahun
Berbagai jenis ikan yang dapat ditangkap dan terdapat di Maluku
antara lain : ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal,
ikan karang, udang, lobster, cumi.
Sementara untuk potensi budidaya laut yang penyebarannya terdapat
pada Laut Seram, Manipa, Buru, Kep. Kei, Kep. Aru, Yamdena, pulau pulau
terselatan dan wetar adalah kakap putih, kerapu, rumput laut, tiram
mutiara, teripang, lobster, dan kerang-kerangan. Untuk potensi budidaya
payau adalah bandeng dan udang windu.
Energi
Kepulauan Indonesia bagian timur umumnya mengalami dampak benturan
lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif
lebih intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang
sangat dinamis dengan berbagai jenis bahan tambang. Pulau Halmahera pada
lengan bagian barat laut didominasi oleh batuan vulkanik
kalsium-alkalin berumur kwarter yang terdiri dari lava breksi dan tufa
andesitik-basaltik dikenal dengan formasi Kayasa dan Togawa. Sedangkan
pada lengan bagian selatan didominasi oleh batuan sedimen dan batuan
vulkanik menengah berumur tersier. Sebagian besar daerah yang sedang
berkembang setelah pasca konflik horizontal tahun 1999, membuktikan
bahwa sesungguhnya membawah dampak positif yang global contonya Kota
Ternate, kota yang kecil tapi menyimpan segudang potensi yang belum
digarap secara optimal baik bahan yang bisa diperbaharui dan bahan
barang tambang yang tidak dapat diperbaharui.
Pariwisata
Profil pariwisata Maluku yang berisikan objek dan daya tarik maupun
mengunjungi Maluku, merupakan kenyataan-kenyataan potensi kepariwisataan
yang begitu menjanjikan terutama bagi wisatawan untuk saatnya datang
berkunjung menyaksikan keindahan alam meliputi : Ketersediaan daya tarik
bawah laut sesuai dengan karakteristik wilayah Maluku sebagai daerah
kepulauan, Gunung api, Daerah perbukitan Pemandangan alam, Teluk, Danau
dan Keramah-tamahan masyarakat Maluku yang sudah dikenal sejak dahulu
dengan tradisi masyarakat yang menganggap Wisatawan Sebagai Raja.
Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik alam
selain daripada rempah-rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membuat
Maluku memiliki keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang
banyak turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan
ini. Selain objek wisata alam, beberapa peninggalan zaman kolonial juga
merupakan daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan
baik hingga sekarang. Bahkan dibeberapa daerah,pariwisatanya sudah
terkenal sampai ke mancanegara. Beberapa dari objek wisata terkenal di
Maluku antara lain:
- Taman Laut Manuala
Pemandangan Taman Laut yang indah mengingat pantai di Maluku masih
banyak yang belum terjamah. Wisata ini dapat dinikmati di Pulau Tiga,
Manuala Beach, Pulau Banda.
- Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang yang di Tual Maluku Tenggara merupakan pantai
yang sangat menakjubkan dengan pasir putihnya yang sangat panjang dan
lembut menyerupai tepung itu membuat mata tak tahan melihatnya disiang
hari karena memancarkan cahaya yang menyilaukan.
- Pantai Natsepa, Ambon
Pantai berpasir putih ini terletak di tepi jalan Provinsi dan
menghadap ke beberapa Pulau. Sambil menikmati keindahan panorama juga
dapat menikmati es kelapa muda dan rujak buah khas Natsepa. Sangat bagus
untuk liburan akhir pekan keluarga dan kerabat sayang kalau tidak
menikmatinya
- Pintu Kota, Ambon
Pantai pintu kota yang juga masih ada di ujung Pulau Ambon ini sangat
menarik dengan batu karang khasnya yang sangat besar dan berlubang
seperti pintu dan ada lorong dibawahnya membuat wisatawan yang datang
tak henti-hentinya mengabadikan salah satu wujud kebesaran Tuhan yang
sulit ditemui di tempat lain. Pintu kota juga merupakan sebuah batu
karang besar berbentuk gapura yang yang menjorok ke Laut Banda diantara
Desa Airlouw dan Desa Seri, sebelah Jazirah Leitimor. Tersedia beberapa
fasilitas berteduh terutama untuk menikmati panorama matahari terbit dan
bentuk-bentuk batu karang yang spesifik.
- Benteng Duurstede, Saparua
- Benteng Amsterdam, Ambon
- Benteng Victoria, Ambon
- Banda Neira, Banda
- Benteng Belgica, Banda
- Pantai Hunimoa, Ambon (Pantai Liang)
Terletak disebelah timur laut jazirah Leihitu berhadapan dengan Pulau
Seram berpasir putih sepajang kurang lebih 4 km, berjarak 40 km dari
pusat kota. Air lautnya bening mengundang setiap pengunjung untuk terjun
kelaut. Sebuah restoran dilaut milik masyarakat setempat menyediakan
makan khas Malauku, ikan baker dan colo-colo. Bersebelahan dengan pantai
ini terdapat Dermaga Feri untuk penyerbangan ke Pulau Seram, bekas
lapang terbang Jepang yang dipakai jaman Perang Dunia II. Diseberang
pantai ini terletak cagar alam/taman laut Pulau Pombo sebuah pulau
karang atoll berpasir putih dan dihuni oleh burung-burung Pombo
(merpati).
- Pantai Ngur Sarnadan (Pasir Panjang), Kai
- Pantai Ngurtafur, Pulau Warbal, Kai
- Gua Ohoidertavun di Letvuan, Kai
- Sawai, Seram Utara
- Leksula, Buru
- Pantai Latuhalat, Ambon
- Tanjung Marthafons, Ambon
- Taman Nasional Manusela, Seram
- Air Terjun Waihetu, Rumahkay, Seram
- Pantai Hatuurang
- Pantai Lokki, Seram
- Pantai Englas, Seram
- Pantai Labuan Aisele, Seram Utara
- Pantai Ora, Saleman, Seram Utara
- Pulau Kasa, Seram
- Pulau Pombo
- Pulau Tiga
- Pulau Luciapara
- Pulau Ay, Run dan Rozengain (Hatta), Kepulauan Banda
- Weluan, Kep. Tanimbar
- Pulau Bais
- Tanjung Sesar, Seram
- Pulau Panjang, Pulau Lulpus dan Pulau Garogos
- Gunung Booi
- Kilfura, Seram
- Pantai Soplessy, Seram
- Pantai Manuala
Pantai yang tenang dan sejuk dengan banyaknya pepohonan ditepian
pantai didalamnya menyimpan pesona terumbu karang yang masih alami
bercanda dengan satwa laut.
- Gua Lusiala, Seram
- Pantai Kobisadar
- Ahuralo, Amahai
- Batu meja masahatu, hualoy-seram
- Gua Hutan Kartenes
- Goa Akohy di Tamilouw, Seram
- Benteng Titaley, Seram
- Danau Binaya, Piliana
- Tawiri, Ambon
- Pemandian Air Panas Tulehu, Ambon
- Sungai kali ama,hualoy-seram
- pantai maruru,hualoy-seram
Wisata Budaya
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia bagian
timur, Provinsi Maluku sangat kaya dengan berbagai obyek wisata baik
berupa panorama alam maupun bangunan-bangunan peninggalan sejarah
seperti Masjid Kuno Desa Hila dan hasil kerajinan.
Komunikasi:
Ambon Cyber City
Pada pertengahan tahun 2008, kota Ambon ditetapkan sebagai Cyber
City. Pekerjaan proyek Ambon Cyber City yang dilakukan Pemkot Ambon
untuk memberikan kemudahan berakses internet telah selesai hingga akhir
Desember tahun tersebut. Pelaksanaan proyek ini semata-mata guna
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berakses dengan mudah dan
murah ke "dunia maya", tanpa harus antri di "warung internet" atau
berlangganan telepon dengan biaya mahal untuk berinternet. Hanya dengan
modal laptop atau komputer yang memiliki fasilitas wireless,
masyarakat sudah bisa menikmati internet dengan mudah berbagai tempat di
pusat kota Ambon. Pemkot Ambon pun telah menjalin kerja sama dengan
perusahaan telekomunikasi Telkomsel untuk meminjam tower perusahaan
seluler itu, di mana peralatan Cyber akan dipasang pada menara tower
milik perusahaan itu, sehingga bisa memancarkan sinyalnya dan menjangkau
seluruh wilayah Kota Ambon. Kota Ambon termasuk dalam kota-kota pertama
di Indonesia yang telah menjadi Cyber City.
Stasiun Televisi Lokal
Stasiun Televisi Jaringan Kabel (CATV)
Maluku juga mempunyai Stasiun Televisi Berjaringan Kabel resmi yaitu Amboina Multimedia Channel atau AMC oleh PT. Amboina Multimedia
Surat Kabar Harian
- Ambon Express
- Suara Maluku
- Metro Maluku
- Siwalima
- Radar Ambon
- Titah Siwalima
- Maluku Expose
- Marinyo
- Seram Pos
- Suara Ekspresi
Tabloid/ Koran Mingguan
- Dhara Pos
- Bela Reformasi
- Maluku Media
- Door
- Tribun Maluku
- Lacak
- Radar Pos
- Sinar Maluku
- Media Nusantara
- Gosepa
- Maluku Baru
- Moria
- Maluku News
- Pelangi Maluku
- Suara Rakyat
- Utusan Rakyat
Stasiun Radio Lokal
- Suara Pelangi
- DMS
- Rock FM
- Binaya
- G-Tavlul
- Dian Mandiri
- Sangkakala
- Baku-Bae
- Resthy Mulya
- Arika Polnam
- Manusela FM
- Kabaresi
Media Citizen Journalism
Maluku Online alamat situs: www.malukuonline.co.id
Pendidikan
Perguruan Tinggi[3]
Negeri
Nama Perguruan Tinggi | Tahun Pendirian | Pemimpin | Lokasi | Situs Web |
---|---|---|---|---|
Universitas Pattimura (UNPATTI) | 1962 | Prof. Dr. Tommy Pentury.Msi | Ambon | www.unpatti.ac.id |
Politeknik Negeri Ambon (POLNAM) | 1985 | Ir. H. D. Nikijuluw, M.T. | Ambon | www.polnam.ac.id |
Politeknik Perikanan Negeri Tual (POLIKANT) | 2004 | Ir. P. Beruatwarin, M.Si. | Tual | [4] |
Institut Agama Islam Negeri Ambon (IAIN) | 1980 | Prof Dr H Dedi Djubaedi, M.Ag. | Ambon | |
Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Ambon | R. Souhaly, SM. Mh | www.stakpn-ambon.ac.id/ |
Swasta
Nama Perguruan Tinggi | Pemimpin | Lokasi |
---|---|---|
Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) | DR. A.M.L. Batlayeri | Ambon |
Universitas Darussalam (UNIDAR) | Prof. Drs. Ismail Tahir | Ambon |
Universitas Iqra | Drs. R. Suyatno S. Kusuma, M.Si. | Buru |
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Ambon | F.C. Renyut. S.Sos. M.Si. | Ambon |
STIA Abdul Aziz Kataloka | Drs. J. Madubun. M.Si. | Ambon |
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Said Perimtah | Dr. A. Wattiheluw, S.Sos., M.Si. | Masohi |
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Darul Rachman | Drs. Muuti Matloan | Tual |
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Langgur | P.C. Renwarin, S.E. M.Si. | Tual |
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Saumlaki | Semuel Luturyali, S.H. | Saumlaki |
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Umel | Asyara Rumkei, S.E. | Tual |
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Saumlaki | Drs. M.M. Lololuan | Saumlaki |
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen (STIEM) Rutu Nusa | Drs. G.M.B.K. Dahaklory | Ambon |
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial (STIS) Mutiara | Cilifius Reyaan, S.Sos. | Tual |
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Kebangsaan | Drs. J. Kapressy | Masohi |
Sekolah Tinggi Perikanan Hatta Sjahrir | Prof. Dr. Hamadi B. Husein | Banda |
STKIP Gotong Royong | Drs. Autan Sahib Patty | Masohi |
Akademi Maritim Maluku (AMM) | Drs. P.P. Rahaor. M.Pd. | Ambon |
Akademi Kebidanan (AKBID) Aru | Yonita E.O. Uniplaita, A.Kp., M.Kes. | Dobo |
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada | Sahrir Sillehu, S.KM., M.Kes | Kairatu, SBB |
Seni dan Budaya
Musik
Alat musik yang terkenal adalah Tifa (sejenis gendang) dan Totobuang.
Masing-masing alat musik dari Tifa Totobuang memiliki fungsi yang
bereda-beda dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna
musik yang sangat khas. Namun musik ini didominasi oleh alat musik Tifa.
Terdiri dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa
Jekir Potong dan Tifa Bas, ditambah sebuah Gong berukuran besar dan Toto
Buang yang merupakan serangkaian gong-gong kecil yang di taruh pada
sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Adapula alat
musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).
Dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat musik petik yaitu Ukulele
dan Hawaiian seperti halnya terdapat dalam kebudayaan Hawaii di Amerika
Serikat. Hal ini dapat dilihat ketika musik-musik Maluku dari dulu
hingga sekarang masih memiliki ciri khas dimana terdapat penggunaan alat
musik Hawaiian baik pada lagu-lagu pop maupun dalam mengiringi tarian
tradisional seperti Katreji.
Musik lainnya ialah Sawat. Sawat adalah perpaduan dari budaya Maluku
dan budaya Timur Tengah. Pada beberapa abad silam, bangsa Arab datang
untuk menyebarkan agama Islam di Maluku, kemudian terjadilah campuran
budaya termasuk dalam hal musik. Terbukti pada beberapa alat musik
Sawat, seperti rebana dan seruling yang mencirikan alat musik gurun
pasir.
Diluar daripada beragamnya alat musik, orang Maluku terkenal handal
dalam bernyanyi. Sejak dahulu pun mereka sudah sering bernyanyi dalam
mengiringi tari-tarian tradisional. Tak ayal bila sekarang terdapat
banyak penyanyi terkenal yang lahir dari kepulauan ini. Sebut saja para
legenda seperti Broery Pesulima, Harvey Malaihollo, Masnait Group dan Yopie Latul.
Belum lagi para penyanyi kaliber dunia lainnya seperti Daniel Sahuleka,
Ruth Sahanaya, Monica Akihary, Eric Papilaya, Danjil Tuhumena, Romagna
Sasabone, Harvey Malaihollo, Glen Fredly, Ello Tahitu, Moluccas dan
Dalenz Krinyol serta para rapper yang tergabung dalam grup musik MHC
(Molukka Hip-Hop Community) dan para musisi muda berbakat seperti David
Manuhutu, Nicky Manuputty,Richardo Marwa, Yudith Ferdinandus, Rhiofaldo
Titaley, Figgy Papilaya Dan lain-lain.
Tarian
Tari yang terkenal adalah tari Cakalele
yang menggambarkan Tari perang. Tari ini biasanya diperagakan oleh para
pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai).
Ada pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah
pohon sagu. Tarian yang dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat
membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diiringi irama musik yang
sangat menarik.
Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah
Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara wanita dan
pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir
sama dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga
merupakan suatu akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda)
dengan budaya Maluku. Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam
perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis
dan Belanda sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat
musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar,
dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini
masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.
Selain Katreji, pengaruh Eropa
yang terkenal adalah Polonaise yang biasanya dilakukan orang Maluku
pada saat kawinan oleh setiap anggota pesta tersebut dengan berpasangan,
membentuk formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan ringan yang
dapat diikuti setiap orang baik tua maupun muda.
Selain itu, adapula Tarian Bambu Gila. Tarian bambu gila adalah
tarian khusus yang bersifat magis, berasal dari desa Suli. Keunikan
tarian ini adalah para penari seakan-akan dibebani oleh bambu yang dapat
bergerak tidak terkendali dan tarian ini bisa diikuti oleh siapa saja.
Daftar Kasus Korupsi
Silahkan Dilengkapi 1. Teddy Tengko kasus korupsi dana APBD Kepulauan Aru Tahun 2006 - 2008 2. 3.
Adat perkawinan
Daerah Maluku yang terdiri dari beratus-ratus pulau mempunyai berbagai suku bangsa, seperti suku Ternate, suku Ambon, suku Seram, suku Tidore,
suku Kei dan sebagainya. dibawah ini akan diterangkan mengenai adat
perkawinan di Maluku Utara yang banyak didiami oleh suku Ternate dan
suku Tidore.[5]
Sejarah
Maluku memiliki sejarah yang panjang mengingat daerah ini telah
dikuasai bangsa asing selama kurang lebih 2300 tahun lamanya dengan
didominasi secara berturut-turut oleh bangsa Arab, Portugis, Spanyol dan
Belanda serta menjadi daerah pertempuran sengit antara Jepang dan
Sekutu pada era Perang Dunia ke II.
Para penduduk asli Banda berdagang rempah-rempah dengan negara-negara
Asia lainnya, seperti Cina, paling tidak sejak zaman Kekaisaran Romawi.
Dengan adanya kemunculan agama Islam, perdagangan didominasi oleh para
pedagang Muslim. Salah satu sumber kuno Arab menggambarkan lokasi dari
pulau ini berjarak sekitar lima belas hari berlayar dari Timur 'pulau
Jaba' (Jawa)namun perdagangan langsung hanya terjadi hingga akhir tahun
1300an. Para pedagang Arab tidak hanya membawa agama Islam, tetapi juga
sistem kesultanan dan mengganti sistem lokal yang dimana didominasi oleh
Orang Kaya, yang disamping itu lebih efektif digunakan jika berurusan
dengan pihak luar.
Melalui perdagangan dengan para pedagang Muslim, bangsa Venesia
kemudian datang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Eropa
antara 1200 dan 1500, melalui dominasi atas Mediterania ke kota
pelabuhan seperti Iskandariyah (Mesir),
setelah jalur perdagangan tradisional mulai terganggu oleh Mongol dan
Turki. Dalam menunjang monopoli ini kemudian mereka ikut serta dalam
Abad Eksplorasi Eropa. Portugal mengambil langkah awal penjelajahan
dengan berlayar ke sekitar tanjung selatan benua Afrika, mengamankan
rute-rute penting perdagangan, bahkan tanpa sengaja menemukan pantai
Brazil dalam pencarian ke arah selatan. Portugal akhirnya sukses dan
pembentukan daerah monompolinya sendiri dan memancing keukasaan maritim
lain seperti Spanyol-Eropa, Perancis, Inggris dan Belanda untuk
mengganggu posisinya.
Karena tingginya nilai rempah-rempah di Eropa dan besarnya pendapatan
yang dihasilkan, Belanda dan Inggris segera terlibat dalam konflik
untuk mendapatkan monopoli atas wilayah ini. Persaingan untuk memiliki
kontrol atas kepulaiuan ini menjadi sangat intensif bahakn untuk itu
Belanda bahkan memberikan pulau Manhattan (sekarang New York),
di pihak lain Inggris memberikan Belanda kontrol penuh atas kepulauan
Banda. Lebih dari 6.000 jiwa di Banda telah mati dalam perang
rempah-rempah ini. Dan dikemudian hari, kemenangan atas kepulauan ini
dikantongi Kerajaan Belanda.
Arkeologi
Bukti arkeologi paling awal adanya okupasi manusia di wilayah ini
ditemukan sekitar tiga puluh dua ribu tahun, tetapi bukti adanya
permukiman yang lebih tua di Australia mungkin mengindikasikan bahwa
Maluku telah memiliki pengunjung sebelumnya. Bukti bahwa semakin
meluasya hubungan perdagangan jarak jauh dan frekuensi okupasi terhadap
kepulauan lain yang menjadi semakin tinggi, dimulai sekitar sepuluh ribu
hingga lima belas tahun kemudian. Batu permata dan perak yang biasanya
digunakan sebagai mata uang di semenanjung India sekitar 200 sebelum
Masehi telah ditemukan pada beberapa pulau. Maluku pada saat itu
berkembang menjadi daerah kosmopolitan di mana para pedagang
rempah-rempah dari seluruh wilayah menetap disana, termasuk para
pedagang Arab dan Cina yang mengunjungi atau bermaksud untuk tinggal di
daerah tersebut. Kemungkinan lainnya adalah Maluku telah menjadi rumah
bagi banyak bangsa-bangsa semi-nomadik Ras Melanesia. Gua-gua prasejarah
masih bisa anda temukan didaerah Seram bagian Utara.
Era Portugis dan Spanyol
Selain dari adanya pengaruh kebudayaan hal yang paling signifikan
dari efek kehadiran Portugis adalah gangguan dan disorganisasi
perdagangan Asia namun disamping itu adalah adanya penyebaran Agama
Kristen di Indonesia Timur termasuk Maluku. Portugis yang telah
menaklukkan Malaka pada awal abad keenambelas dan pengaruh mereka terasa
sangat kuat di Maluku dan kawasan lain di timur Indonesia. Setelah
penaklukan Portugis atas Malaka pada bulan Agustus 1511, Afonso de
Albuquerque pelajari rute ke Kepulauan Banda dan Kpulauan Rempah-Rempah
lainnya dengan mengirim sebuah penjelajahan tiga kapal ekspedisi di
bawah pimpinan António de Abreu, Simao Afonso Bisigudo dan Francisco Serrano. Di tengah perjalanan untuk kembali, Francisco Serrao
yang terdampar di pulau Hitu (Ambon utara) pada 1512. Ia mendirikan
hubungan dengan penguasa lokal yang terkesan dengan kemampuan militer.
Adanya pertikaian antara Kerajaan Ternate dan Tidore juga melibatkan
Portugis.
Setelah bergabung dengan Ternate, Serrão kemudian membangun benteng
di pulau tersebut dan menjadi kepala duitan dari para serdadu Portugis
di bawah pelayanan satu dari dua sultan yang berkuasa mengendalikan
perdagangan rempah-rempah. Namun dengan adanya penyebaran agama Kristen
mengakibatkan terjadinya ketegangan dengan Penguasa Ternate yang adalah
Muslim. Ferdinand Magellan Serrão mendesak dia untuk bergabung di Maluku
dan memberikan informasi para penjelajah tentang Kepulauan
rempah-rempah. Akan tetapi, keduanya meninggal sebelum sempat bertemu
satu sama lain. Pada tahun 1535 Raja Tabariji diberhantikan dan dikirim
ke Goa oleh Portugis. Ia kemudaun menganut Kristen serta mengubah
namanya menjadi Dom Manuel. Setelah dinyatakan bersalah, dia dikirim
kembali ke takhtanya kembali, tetapi meninggal dalam perjalanan di
Melaka pada 1545. Meskipun begitu, ia mewariskan pulau Ambon kepada Ayah
Baptisnya yang adalah seorang Portugis, Jordão de Freitas. Setelah
kejadian pembunuhan Sultan Hairun oleh Portugis, Ternate keudian
mengusir mereka pada tahun 1575 setelah pengepungan selama 5 tahun.
Pendaratan Portugis yang pertama di Ambon terjadi pada tahun 1513,
yang dikemudian hari akan menjadi pusat kegiatan Portugal di Maluku
setelah pengusiran dari Ternate. Kekuatan Eropa didaerah tersebut pada
saat itu lemah dan Ternate makin menyebarkan kekuasaannya sebagai
Kerajaan Islam anti Portugis dibawah pimpinan Sultan Baab Ullah dan
anaknya Sultan Said. Di Ambon, Portugis mendapat perlawanan dari
penduduk muslim lokal di daerah utara pulau tesebut terutama di Hitu
yang telah lama menjalin hubungan kerjasama perdagangan dan agama dengan
kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa.Sesungguhnya, Portugis tidak
pernah berhasil mengendalikan perdagangan rempah-rempah lokal dan gagal
dalam upaya untuk membangun otoritas mereka atas kepulauan Banda, pusat
produksi pala.
Spanyol kemudian mengambil kontrol atas Ternate dan Tidore.
Misionaris dan saah satu dari Orang Suci Katholik, Santo Fransiscus
Xaverius (Saint Francis Xavier), tiba di Maluku pada tahun 1546-1547
kepada orang Ambon, Ternate dan Morotai serta meletakkan dasar untuk
misi permanen disana. Dengan tibanya beliau disana, 10.000 orang telah
dibaptis menjadi Katholik, dengan persentase terbanyak di pulau Ambon
dan sekitar tahun 1590 terdapat 50.000 bahkan 60.000 orang telah
dibaptis, walaupun beberapa daerah sekitarnya tetap menjadi daerah
Muslim.
Selama pekerjaan Misionaris, telah terdapat komunitas Kristen dalam
jumlah besar di daerah timur Indonesia selama beberapa waktu, serta
telah berkontribusi terhadap kepentingan bersama dengan Eropa, khususnya
di antara orang Ambon. Pengaruh lainnya termasuk sejumlah besar kata
berasal dari Indonesia Portugis yang di samping Melayu merupakan bahasa
pergaulan sampai awal abad kesembilanbelas. Kata-kata dalam Bahasa
Indonesia seperti pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, semua berasal
dari bahasa Portugis. Banyak pula nama-nama keluarga di Maluku berasal
dari Portugis seperti de Lima, Waas, da Costa, Dias, de Fretas,
Gonsalves, Mendosa, Rodrigues dan da Silva.
Kerajaan Belanda
Orang Belanda tiba pada tahun 1599 dan melaporkan adanya usaha
Portugis untuk memonopoli perdagangan tradisional mereka. Setelah Orang
Ambon berhasil membantu Belanda dalam membangun benteng di Hitu Lama,
Portugis memulai kampanye melawan bantuan terhadap Ambon dari Belanda.
Setelah 1605 Frederik Houtman menjadi gubernur Belanda pertama Ambon.
VOC merupakan perusahan perdagangan Belanda yang terhambat oleh tiga
faktor daam menjalankan usahanya yaitu: Portugis, penduduk lokal dan
Inggris. Sekali lagi, penyelundupan merupakan satu-satunya cara untuk
monopoli Eropa. Selama abad ke-17, Banda melakukan perdagangan bebas
dengan Ingris. Upaya Belanda adalah dengan mengurangi jumlah penduduk
asli Banda lalu mengirim lainnya ke luar pulai serta mendirikan
instalasi budak kerja.
Walaupun lainnya kembali menetap di Kepulauan Banda, sisa wilayah
Maluku lainnya tetap sangat sulit untuk berada dibawah kontrol asing
bahkan setelah Portugis mendirikan stasiun perdagangannya di Makassar,
terjadi pemberontakan penduduk lokal pada tahun 1636 dan 1646. Dibawah
kontrol kompeni Maluku teradministrasi menjadi residen Belanda yaitu
Ternate di Utara dan Amboyna (Ambon) di selatan.
Perang Dunia II
Pecahnya Perang Pasifik tanggal 7 Desember 1941 sebagai bagian dari
Perang Dunia II mencatat era baru dalam sejarah penjajahan di Indonesia.
Gubernur Jendral Belanda A.W.L. Tjarda van Starkenborgh , melalui
radio, menyatakan bahwa pemerintah Hindia Belanda dalam keadaan perang
dengan Jepang. Tentara Jepang tidak banyak kesulitan merebut kepulauan
di Indonesia. Di Kepulauan Maluku, pasukan Jepang masuk dari utara
melalui pulau Morotai dan dari timur melalui pulau Misool. Dalam waktu
singkat seluruh Kepulauan Maluku dapat dikuasai Jepang. Perlu dicatat
bahwa dalam Perang Dunia II, tentara Australia sempat bertempur melawan
tentara Jepang di desa Tawiri. Dan untuk memperingatinya dibangun
monumen Australia di desa Tawiri (tidak jauh dari Bandara Pattimura).
Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maluku
dinyatakan sebagai salah satu propinsi Republik Indonesia. Namun
pembentukan dan kedudukan Propinsi Maluku saat itu terpaksa dilakukan di
Jakarta, sebab segera setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung
memasuki Maluku dan menghidupkan kembali sistem pemerintahan kolonial di
Maluku. Belanda terus berusaha menguasai daerah yang kaya dengan
rempah-rempahnya ini, bahkan hingga setelah keluarnya pengakuan
kedaulatan pada tahun 1949 dengan mensponsori terbentuknya Republik
Maluku Selatan (RMS).
Lihat pula
Referensi dan pranala luar
- ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
- ^ Sensus Penduduk 2010
- ^ Daftar Perguruan Tinggi Swasta di Provinsi Maluku
- ^ Statuta Peliteknik Perikanan Negeri Tual
- ^ Buku Pintar Indonesia. Edi Sigar.2007
- (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Informasi Lengkap Seputar Maluku
- (Indonesia) Profil Demografi Maluku
- (Indonesia) Profil Ekonomi Maluku
- (Indonesia) Profil Wisata Maluku
- (Indonesia) Ekonomi Regional Maluku
- (Indonesia) Statistik Regional Maluku
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Maluku
- (Inggris) World International Library Of UNESCO About Maluku
0 komentar:
Posting Komentar