Kalimantan Timur
Kaltim |
|||
---|---|---|---|
— Provinsi — | |||
|
|||
Moto: Ruhui Rahayu (Bahasa Banjar: "kehidupan yang harmonis, damai sejahtera, aman dan tenteram") |
|||
Peta lokasi Kalimantan Timur | |||
Negara | Indonesia | ||
Hari jadi | 1 Januari 1957 | ||
Dasar hukum | UU No. 25 Tahun 1956 | ||
Ibu kota | Samarinda | ||
Pemerintahan | |||
- Gubernur | Awang Faroek Ishak | ||
- Wakil Gubernur | Farid Wadjdy | ||
- DAU | Rp 51.446.845.000 (2011)[1] | ||
Luas | |||
- Total | 245.238 (2) km2 | ||
- Perairan | 10.217 km2 4,2% | ||
Populasi (2010) | |||
- Total | 3,553,143 (18) | ||
- Kepadatan | 14/km² | ||
Demografi | |||
- Suku bangsa | Jawa (29,55%) Bugis (18,26%) Banjar (13,94%) Dayak (9,91%) Kutai (9,21%) Madura (1,24%) Tionghoa (1,16%) Lain-lain (16,73%)[2] |
||
- Agama | Islam (82,3%) Kristen (Protestan & Katolik) (16,4%) Hindu (0,58%) Budha (0,78%) |
||
- Bahasa | Indonesia Kutai Dayak Banjar |
||
Zona waktu | WITA (UTC+8) | ||
Kabupaten | 6 | ||
Kota | 3 | ||
Kecamatan | 122 | ||
Desa/kelurahan | 191/1.347 | ||
Lagu daerah | Indung-Indung | ||
Rumah tradisional | Rumah Lamin | ||
Senjata tradisional | Mandau, Bujak, Serepang, Kelibit, Sumpit, Gayang | ||
Situs web | www.kaltimprov.go.id |
Sebelum pemekaran Provinsi Kalimantan Utara, Kaltim merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia.
Sejarah
Sebelum masuknya suku-suku dari Sarawak dan suku-suku pendatang dari
luar pulau, wilayah ini sangat jarang penduduknya. Sebelum kedatangan
Belanda terdapat beberapa kerajaan yang berada di Kalimantan Timur,
diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan.
Wilayah Kalimantan Timur meliputi Pasir, Kutai, Berau dan juga
Karasikan diklaim sebagai wilayah taklukan Maharaja Suryanata, gubernur
Majapahit di Negara Dipa (Amuntai) hingga tahun 1620 di masa Kesultanan
Banjar. Sejak tahun 1620, negeri-negeri di Kaltim menjadi daerah
pengaruh Kesultanan Makassar, sebelum adanya perjanjian Bungaya. Menurut Hikayat Banjar
Sultan Makassar pernah meminjam tanah untuk tempat berdagang meliputi
wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada Sultan Mustain Billah dari
Banjar sewaktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan
perjanjian dengan Sultan Tallo I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang[3], yang menjadi mangkubumi dan penasehat utama bagi Sultan Muhammad Said, Raja Gowa tahun 1638-1654 dan juga mertua Sultan Hasanuddin[4][5] yang akan menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo)[3]
sejak itulah mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan. Namun
berdasarkan Perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC pada tahun 1635, VOC
membantu Banjar mengembalikan negeri-negeri di Kaltim menjadi wilayah
pengaruh Kesultanan Banjar.
Pada abad ke-18 Raja Bugis-Wajo, La Madukelleng menawan daerah Kutai, Paser, Pagatan dan menyerang Banjarmasin tetapi berhasil dipatahkan. Sebelumnya La Madukelleng menikah dengan Andin
Anjang/Andeng Ajeng putri dari Aji Geger bin Aji Anom Singa Maulana
(Sultan Aji Muhammad Alamsyah). Ketika Sultan wafat, istri La
Maddukelleng dicalonkan menjadi Ratu Paser, namun sebagian orang-orang
Paser menolak pencalonan tersebut dan terjadi pemberontakan di kerajaan.
Untuk meredakan keadaan La Maddukelleng bersama pasukannya menyerang
dan menaklukkan Paser. Ia menjadi Raja Pasir tahun 1726–1736.
Salah seorang putri La Maddukelleng dengan Andeng Ajeng bernama Aji
Putri Agung kemudian menikah dengan Sultan Aji Muhammad Idris (Sultan
Kutai XIV).
Pada tahun 1736, datanglah utusan dari Kerajaan Wajo
La Dalle Arung Taa, memanggil La Maddukelleng kembali ke Wajo. Dengan
kekuatan bersenjata yang baru dibeli dari Inggris, La Madukkeleng
bersama Sultan Aji Muhammad Idris dan pasukan (Kerajaan Kutai), pasukan
Kerajaan Pagatan, dan beberapa tambahan pasukan kerajaan Johor,
berangkat ke Sulawesi untuk bergabung dengan Kerajaan Gowa, Kerajaan
Tallo, dan Kerajaan Wajo, untuk menghadapi Kerajaan Bone dan VOC yang bersekutu dengan Ternate, Tidore, Bacan, Butung, Bugis (Bone), Soppeng, Luwu, Turatea, Layo, Bajing, Bima.
Pada tahun 1765, VOC berjanji membantu Sultan Banjar Tamjidullah I yang pro VOC Belanda untuk memasukan negeri-negeri di Kaltim ke dalam pengaruh negara Banjar. Sejak 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam
dari Banjar menyerahkan negeri-negeri di Kalimantan Timur mejadi milik
perusahaan VOC Belanda dan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya
yang tersisa menjadi daerah protektorat VOC Belanda.
Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar
menyerahkan Kalimantan Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan
Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada
Hindia-Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826,
Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan
wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat
dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia
Belanda. [6]
Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda
untuk wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan
bagian timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von Dewall. [7] Kaltim merupakan bagian dari Hindia Belanda.[8] Kaltim 1800-1850.[9]
Dalam tahun 1879, Kaltim dan Tawau merupakan Ooster Afdeeling van
Borneo bagian dari Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo. [10] Dalam tahun 1900, Kaltim merupakan zelfbesturen (wilayah dependensi)[11] Dalam tahun 1902, Kaltim merupakan Afdeeling Koetei en Noord-oost Kust van Borneo.[12][13] Tahun 1942 Kaltim merupakan Afdeeling Samarinda dan Afdeeling Boeloengan en Beraoe.[14]
Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan administrasi, juga
sebagai kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah
administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.
Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Pada tahun 2012, kembali terjadi pemekaran wilayah yang ditandai dengan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara.
Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur
Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).
Lembaran Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas:
- Pembentukan 2 kotamadya, yaitu:
- Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibukotanya dan sekaligus sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
- Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.
- Pembentukan 4 kabupaten, yaitu:
- Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong
- Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
- Kabupaten Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.
- Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.
Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru
Berdarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten Bulungan. Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu:
- Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar
- Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta
- Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau
- Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan
- Kota Tarakan (peningkatan kota administratif Tarakan menjadi kotamadya)
- Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya)
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir mengalami pemekaran dan pemekarannya bernama Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pada tanggal 17 Juli 2007, DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung
sebagai kabupaten baru di Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan
kabupaten/kota di Kalimantan Timur menjadi 14 wilayah. Pada tahun yang
sama, nama Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007.
Pada tanggal 25 Oktober 2012, DPR RI mengesahkan pembentukan Provinsi
Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran dari Kalimantan Timur. Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan menjadi wilayah provinsi baru tersebut, sehingga jumlah kabupaten dan kota di Kalimantan Timur berkurang menjadi 9 wilayah.
Geografi
Kaltim berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur. Di sebelah barat, utara dan selatan, Kaltim berbatasan langsung dengan Malaysia, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Titik tertinggi di Kaltim adalah Liangpran dengan ketinggian mencapai 2.240 meter dari permukaan laut.
Iklim
Iklim di Kaltim adalah iklim tropis, terutama di daerah pesisir yang disebabkan oleh pengaruh Angin Monsun.
Bentang alam Kaltim pada umumnya kasar dan bergelombang, sebagian besar tertutup oleh hutan, dan memiliki tepi pantai sepanjang lebih dari 1.185 km[15].
Bagian paling utara wilayah ini, di mana pada setiap bulan Juni,
matahari bersinar lebih lama beberapa menit dan setiap bulan Desember,
matahari bersinar lebih cepat.[16]
-
Air Terjun Tanah Merah, Samarinda.
Keanekaragaman Hayati
Kalimantan Timur memiliki kekayaan flora dan fauna.[17] Di Kalimantan Timur kira-kira tumbuh sekitar 1000-189.000 jenis tumbuhan,[rujukan?] antara lain anggrek hitam yang harga per bunganya dapat mencapai Rp, 100.000,- hingga Rp, 500.000,-
Sumber Daya Alam
Masalah sumber daya alam di sini terutama adalah penebangan hutan ilegal yang memusnahkan hutan hujan, selain itu Taman Nasional Kutai yang berada di Kabupaten Kutai Timur ini juga dirambah hutannya. Kurang dari setengah hutan hujan yang masih tersisa, seperti Taman Nasional Kayan Mentarang di bagian utara provinsi ini. Pemerintah lokal masih berusaha untuk menghentikan kebiasaan yang merusak ini.
Politik
Gubernur
No | Foto | Nama | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan |
1. | A.P.T. Pranoto | 1956 | 1959 | |
2. | I.A. Moeis[18] | 1959 | 1959 | |
3. | A. Moeis Hasan | 10 Agustus 1962 | 14 September 1966 | |
4. | Soekadio | 1966 | 1967 | |
5. | Abdoel Wahab Sjahranie | 1967 | 1978 | |
6. | Ery Soepardjan | 1978 | 1983 | |
7. | H. Soewandi | 1983 | 1988 | |
8. | H.M. Ardans, SH | 1988 | 1998 | |
9. | Suwarna A.F.[19] | 1998 | 2006 | |
10. | Drs. Yurnalis Ngayoh[20] | 8 Desember 2006 | 3 Juli 2008 | |
Tarmizi Abdul Karim[21] | 3 Juli 2008 | 17 Desember 2008 | ||
11. | Awang Faroek Ishak[22] | 17 Desember 2008 | sekarang |
Daftar wakil gubernur
No | Foto | Nama | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan |
1. | H.M. Ardans, SH | 1983 | 1988 | |
2. | H. Harsono, S.Sos | 1988 | 1993 | |
3. | Suwarna A.F. | 1993 | 1998 | |
4. | Drs.H. Chaidir Hafiedz | 1998 | 2002 | |
5. | Drs. Yurnalis Ngayoh | 1998 | 2003 | |
6. | Drs. Yurnalis Ngayoh | 2003 | 2006 | |
7. | Farid Wadjdy | 2008 | sekarang |
Saat ini Gubernur dijabat oleh Awang Faroek Ishak. Ia mencalonkan diri sebagai menjadi Gubernur Kalimantan Timur pada tahun 2008 dan akhirnya terpilih pada putaran kedua dan dilantik pada 17 Desember 2008.
Pembantu Gubernur
Selanjutnya sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Dearah
Provinsi Kalimantan Timur dalam mengelola Administrasi Pemerintahan dan
Pembangunan di daerah ini, dibentuk 2 (dua) Pembantu Gubernur yang
bertugas Mengkoordinir Wilayah Utara dan Wilayah Selatan, yaitu:
- Pembantu Gubernur Wilayah Utara, berkedudukan di Kota Tarakan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Wilayah Kabupaten Berau, Bulungan dan Kota Administratif Tarakan.
- Pembantu Gubernur Wilayah Selatan, berkedudukan di Kota Balikpapan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Kotamadya Balikpapan, Kabupaten Kutai, Kabupaten Paser dan Kota Administratif Bontang.
Kemudian institusi dua Pembantu Gubernur Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara tersebut telah ditiadakan sejak tahun 1999.
Kebijakan penghapusan institusi ini semata-mata untuk memenuhi
ketentuan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
Pembagian administratif
Setelah pembentukan provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur kini terbagi menjadi 6 kabupaten dan 3 kota, antara lain:
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota |
---|---|---|
1 | Kabupaten Berau | Tanjung Redeb |
2 | Kabupaten Kutai Barat | Sendawar |
3 | Kabupaten Kutai Kartanegara | Tenggarong |
4 | Kabupaten Kutai Timur | Sangatta |
5 | Kabupaten Paser | Tana Paser |
6 | Kabupaten Penajam Paser Utara | Penajam |
7 | Kota Balikpapan | |
8 | Kota Bontang | |
9 | Kota Samarinda |
Perekonomian
Hasil utama provinsi ini adalah hasil tambang seperti minyak, gas alam dan batu bara. Sektor lain yang kini sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata dan industri pengolahan.
Beberapa daerah seperti Balikpapan dan Bontang
mulai mengembangkan kawasan industri berbagai bidang demi mempercepat
pertumbuhan perekonomian. Sementara kabupaten-kabupaten di Kaltim kini
mulai membuka wilayahnya untuk dibuat perkebunan seperti kelapa sawit dan lain-lain.
Kalimantan Timur memiliki beberapa tujuan pariwisata yang menarik seperti kepulauan Derawan di Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang dan Pantai Batu Lamampu di Nunukan, peternakan buaya di Balikpapan, peternakan rusa di Penajam, Kampung Dayak Pampang di Samarinda, Pantai Amal di Kota Tarakan, Pulau Kumala di Tenggarong dan lain-lain.
Tapi ada kendala dalam menuju tempat-tempat di atas, yaitu
transportasi. Banyak bagian di provinsi ini masih tidak memiliki jalan
aspal, jadi banyak orang berpergian dengan perahu dan pesawat terbang
dan tak heran jika di Kalimantan Timur memiliki banyak bandara perintis. Selain itu, akan ada rencana pembuatan Highway Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sangata demi memperlancar perekonomian.
Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Kalimantan Timur terus berusaha meningkatkan
kualitas pendidikan guna mencetak sumber daya manusia Provinsi
Kalimantan Timur yang dapat bersaing di kancah nasional maupun
internasional. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membuat
langkah-langkah diantaranya mencanangkan Program Wajib Belajar 12 Tahun
dan dialokasikannya dana APBD sebesar 20% untuk pendidikan.[23]
Provinsi Kalimantan Timur memiliki universitas terbesar yaitu Universitas Mulawarman,
Universitas ini telah banyak didukung dalam pengembangan dari
infrastruktur maupun kualitas SDM tenaga pendidik oleh Pemerintah
Provinsi. Selain Universitas Mulawarman juga terdapat
perguruan-perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya yang juga didukung
oleh Pemerintah Provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota.
Selain perguruan tinggi, provinsi Kalimantan Timur terus meningkatkan
kualitas sekolah-sekolah dari segi SDM dan infrastruktur. Kini telah
banyak sekolah-sekolah bertaraf nasional maupun internasional yang
sedang digarap di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.[23]
Sosial Kemasyarakatan
Suku Bangsa
Kalimantan Timur memiliki beberapa macam suku bangsa. selama ini yang dikenal oleh masyarakat luas, padahal selain dayak ada 1 suku yang juga memegang peranan penting di Kaltim yaitu suku Kutai.
Suku Kutai merupakan suku melayu asli Kalimantan Timur, yang awalnya
mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Lalu dalam perkembangannya
berdiri dua kerajaan Kutai, kerajaan Kutai Martadipura yang berdiri lebih dulu dengan rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan kerajaan Kutai Kartanegara yang kemudian menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura, dan lalu berubah nama menjadi kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Di Kalimantan Timur terdapat juga banyak suku suku pendatang dari
luar, seperti Banjar, Bugis, Jawa dan Makassar. Bahasa Banjar,Jawa dan
Bahasa Bugis adalah dua dari banyak bahasa daerah yang digunakan oleh
masyarakat Kalimantan Timur. Suku Banjar dan Bugis banyak mendiami
Kalimantan, Samarinda, Sangatta dan Bontang. Sedangkan suku Jawa banyak
mendiami Samarinda dan Balikpapan.
Bahasa Daerah
Bahasa-bahasa daerah di Kalimantan Timur merupakan bahasa Austronesia dari rumpun Malayo-Polynesia, diantaranya adalah Bahasa Tidung,Bahasa Banjar, Bahasa Berau dan Bahasa Kutai. Bahasa lainnya adalah Bahasa Lundayeh.
Pariwisata, Seni dan Budaya
Lagu Daerah
- Burung Enggang (bahasa Kutai)
- Meharit (Bahasa Kutai)
- Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa Banjar)
- Anjat Manik (Bahasa Berau Benua)
- Bebilin (Bahasa Tidung)
- Andang Sigurandang (Bahasa Tidung)
- Bedone (Bahasa Dayak Benuaq)
- Ayen Sae (Bahasa Dayak)
- Sorangan (Bahasa Banjar)
- Lamin Talunsur (Bahasa Kutai)
- Buah Bolok (Bahasa Kutai)
- Aku Menyanyi (Bahasa Kutai)
- Sungai Kandilo (Bahasa Pasir)
- Rambai Manguning (Bahasa Banjar)
- Ading Manis (Bahasa Banjar)
- Indung-Indung (Bahasa Melayu Berau)
- Basar Niat (Bahasa Melayu Berau)
- Berampukan (Bahasa Kutai)
- Undur Hudang (Bahasa Kutai)
- Kada Guna Marista (Bahasa Banjar)
- Tajong Samarinda (Bahasa Kutai)
- Citra Niaga (Bahasa Kutai)
- Taman Anggrek Kersik Luwai
- Ne Poq Batangph
- Banuangku
- Kekayaan Alam Etam (Bahasa Kutai)
- Mambari Maras (Bahasa Banjar)
- Kambang Goyang (Bahasa Banjar)
- Apandang Jakku
- Keledung
- Ketuyak
- Jalung
- Antu
- Mena Wang Langit
- Tung Tit
- To Kejaa
- Ting Ting Nging
- Endut-Endut
- Enjung-Enjung
- Julun Lajun
- Sungai Mahakam
- Samarinda Kota Tepian (Bahasa Kutai)
- Jagung Tepian
- Kandania
- Sarang Kupu
- Adui Indung
- Nasi Bekepor (Bahasa Kutai)
- Nasib Awak
- Tenau
- Luwai
- Balarut di Sungai Mahakam (Bahasa Banjar)
- Leleng (Bahasa Kenyah)
- Merutuh(Bahasa Tonyooi-Benuaq)
Seni Suara
- Bedeguuq (Dayak Benuaq)
- Berijooq (Dayak Benuaq)
- Ninga (Dayak Benuaq)
- Enluei (Dayak Wehea)
Seni Berpantun
- Perentangin (Dayak Benuaq)
- Ngelengot (Dayak Benuaq)
- Ngakey (Dayak Benuaq)
- Ngeloak (Dayak Benuaq)
Agama
Masyarakat di Kalimantan Timur menganut berbagai agama yang diakui di Indonesia, yaitu:
Seni dan Budaya
Musik
- Tingkilan (suku Kutai)
- Musik Sempek/Kejien (suku Dayak Wehea)
Tarian
- Tarian Bedewa dari suku Tidung (Kabupaten Nunukan)
- Tarian Iluk Bebalon dari suku Tidung (Kota Tarakan)
- Tarian Besyitan dari suku Tidung (Kabupaten Malinau)
- Tarian Kedandiu dari suku Tidung (Kabupaten Bulungan)
- Tarian Gantar dari Suku Dayak Benuaq
- Tarian Ngeleway dari Suku Dayak Benuaq
- Tarian Ngerangkaw dari Suku Dayak Benuaq
- Tarian Kencet dari Suku Dayak Kenyah
- Tarian Datun dari Suku Dayak Kenyah
- Tarian Hudoq dari Suku Dayak Wehea
- Tarian Kejien dari Suku Dayak Wehea
- Belian
- Tarian Jepin Ujang Bentawol Suku Tidung (Kota Tarakan)
Penyembuhan Penyakit
- Beliatn Bawo (suku Dayak Benuaq)
- Beliatn Sentiyu (suku Dayak Benuaq)
- Beliatn Kenyong (Suku Dayak Benuaq)
- Beliatn Luangan (suku Dayak Benuaq)
- Beliatn Bejamu (suku Dayak Benuaq)
Tolak Bala/Hajatan/Selamatan
- Nuak (dari Suku Dayak Benuaq)
- Bekelew (suku Dayak Benuaq)
- Nalitn Tautn (suku Dayak Benuaq)
- Paper Maper (suku Dayak Benuaq)
- Besamat (suku Dayak Benuaq)
- Pakatn Nyahuq (suku Dayak Benuaq)
Perkawinan
- Ngompokng (suku Dayak Benuaq)
- Tari Kanjar (suku Kutai)
Senjata Tradisional
Upacara Adat Kematian
- Kwangkey/Kuangkay (suku Dayak Benuaq)
- Kenyeuw (suku Dayak Benuaq)
- Parepm Api/Tooq (suku Dayak Benuaq)
Referensi
- ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
- ^ http://kaltim.bps.go.id/
- ^ a b (Melayu) Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405.ISBN 983-62-1240-X
- ^ (Belanda) Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia (1857). Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde. 6. Lange & Co.. pp. 243.
- ^ (Indonesia) Lombard (1996). Nusa Jawa: silang budaya kajian sejarah terpadu: Jaringan Asia,. 2. PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 129. ISBN 9796054531. ISBN 978-979-605-453-4 ISBN 979-605-452-3 ISBN 978-979-605-452-7
- ^ (Indonesia) Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia- Belanda 1635-1860, Penerbit Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat 1965
- ^ (Inggris) Magenda, Burhan Djabier (2010). East Kalimantan: The Decline of a Commercial Aristocracy. Equinox Publishing. ISBN 602-8397-21-0.ISBN 978-602-8397-21-6
- ^ (Belanda) Nederlandisch Indië (1849). Staatsblad van Nederlandisch Indië. s.n..
- ^ (Inggris) (2007)"Borneo, 1800-1857". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.
- ^ (Inggris) (2007)"Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.
- ^ (Inggris) (2007)"Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo, 1900". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.
- ^ (Inggris) (2009)"Administrative divisions in Dutch Borneo, 1902". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.
- ^ (Inggris) (2007)"Administrative divisions in Dutch and British Borneo, 1902". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.
- ^ (Inggris) (2007)"Borneo in 1942". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.
- ^ [1]
- ^ http://schoolsobservatory.org.uk
- ^ (Inggris) Guhardja, Edi (2000). Rainforest ecosystems of East Kalimantan: El Niño, drought, fire and human impacts. Springer. ISBN 4431702725.ISBN 9784431702726
- ^ Menjadi Gubernur Swatantra Tingkat I Kaltim.
- ^ Pada tahun 2006 diberhentikan karena kasus korupsi.
- ^ Sebelumnya menjadi wakil gubernur hingga pada tahun 2006 menjadi Pelaksana Tugas Gubernur menggantikan Suwarna A.F. yang ditahan karena kasus korupsi. Kemudian, pada tanggal 10 Maret 2008, Yurnalis Ngayoh dilantik menjadi Gubernur Kaltim hingga bulan Juli 2008.
- ^ Sebagai Pejabat Gubernur Kalimantan Timur karena Pilgub Kaltim 2008 berlangsung 2 putaran sehingga gubernur baru tidak bisa dilantik yang rencananya pada bulan Juli 2008 menjadi bulan Desember 2008 setelah Pilgub Kaltim 2008 selesai.
- ^ Dilantik sebagai Gubernur Kaltim pada tanggal 17 Desember 2008 setelah memenangkan perolehan suara pada Pilgub Kaltim 2008 putaran kedua.
- ^ a b Pendidikan. Situs Pemerintah Provinsi Kaltim. Diakses pada 9 November 2012
0 komentar:
Posting Komentar