Kalimantan Utara | |
---|---|
— Provinsi — | |
Peta lokasi Kalimantan Utara | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum | UU No.20 tahun 2012 |
Ibu kota | Tanjung Selor |
Luas | |
- Total | 71.176,72 km2 |
Populasi (2012) | |
- Total | 876,457 |
- Kepadatan | 12,3/km² |
Demografi | |
- Suku bangsa | Suku Tidung, Suku Bulungan, Suku Berau, Suku Banjar, dan Suku Dayak |
- Agama | Islam, Katolik, Protestan, Budha, Hindu, dan Kong Hu Cu |
- Bahasa | Bahasa Indonesia, Bahasa Tidung, Bahasa Dayak |
Zona waktu | WITA (UTC+8) |
Kabupaten | 4 |
Kota | 1 |
Kecamatan | 47 |
Rumah tradisional | Rumah Baloy |
Senjata tradisional | Mandau |
Kalimantan Utara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Kalimantan. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.
Saat ini, Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda Indonesia, resmi disahkan menjadi provinsi dalam rapat paripurna DPR pada tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012.[1]
Infrastruktur pemerintahan Kalimantan Utara masih dalam proses
persiapan yang direncanakan akan berlangsung paling lama dalam 1 tahun.
Sejarah
Dalam sejarahnya negeri-negeri di bagian utara pulau Kalimantan, yang meliputi Sarawak, Brunei dan sebagian besar Sabah adalah wilayah mandala negara Kesultanan Brunei yang berbatasan dengan mandala negara Kerajaan Berau.[2]
Sejak masa Hindu hingga masa sebelum terbentuknya Kesultanan Bulungan,
daerah yang sekarang menjadi wilayah provinsi Kalimantan Utara hingga
daerah Kinabatangan di Sabah merupakan wilayah mandala negara Berau yang dinamakan Nagri Marancang.[3] Namun belakangan Nagri Marancang diklaim sebagai wilayah pengaruh Kesultanan Sulu dan Suku Suluk mulai bermukim di sebagian wilayah tersebut.[4]
Kemudian kolonial Inggris menguasai sebelah utara Nagri Marancang dan
Belanda menguasai sebelah selatan Nagri Marancang (sekarang provinsi
Kaltara).[5]
Wilayah yang menjadi propinsi Kalimantan Utara merupakan bekas wilayah Kesultanan Bulungan
dan Kerajaan Tidung. Kedua-duanya, yaitu negeri Kesultanan Bulungan dan
negeri Kerajaan Tidung merupakan bekas daerah bagian milik dari negara
Berau yang telah melepaskan diri.[6] Namun Kerajaan Berau menurut Hikayat Banjar termasuk salah satu vazal atau negara bagian di dalam mandala negara Kesultanan Banjar sejak zaman dahulu kala, ketika Kesultanan Banjar masih bernama Kerajaan Negara Dipa (masa Hindu).[7] Sampai tahun 1850, negeri Bulungan dan negeri Tidung masih diklaim sebagai negeri bawahan dalam mandala negara Kesultanan Sulu [bekas bawahan Brunei].[8]
Namun dalam tahun 1853, negeri Bulungan dan negeri Tidung sudah
dimasukkan dalam wilayah Hindia Belanda atau kembali menjadi bagian dari
Berau.[9]
Walaupun belakangan negeri Bulungan dibawah kekuasaan Pangeran dari
Brunei dan negeri Tidung dibawah kekuasaan menantu Raja Tidung yang
merupakan Pangeran dari Sulu, namun kedua negeri tersebut masih tetap
termasuk dalam mandala negara Berau. Berdasarkan perjanjian antara
negara Kesultanan Banjar dengan VOC Belanda yang dibuat pada tanggal 13 Agustus 1787 dan 4 Mei 1826,
maka secara hukum negara Kesultanan Banjar menjadi daerah protektorat
VOC Belanda dan beberapa daerah bagian dan negara bagian yang diklaim
sebagai bekas vazal
Banjar diserahkan sebagai properti VOC Belanda, maka Kompeni Belanda
membuat batas-batas wilayahnya di Borneo (Kalimantan) berdasarkan
perjanjian tersebut yaitu wilayah paling barat adalah negara bagian Sintang, daerah bagian Lawai dan daerah bagian Jelai (bagian dari negara bagian Kotawaringin) sedangkan wilayah paling timur adalah negara bagian Berau.[10] Negara bagian Berau meliputi negeri kesultanan Gunung Tabur, negeri kesultanan Tanjung/Sambaliung, negeri kesultanan Bulungan & distrik Tidung alias mantan Kerajaan Tidung yang dihapuskan tahun 1916.[11] Berdasarkan peta Hindia Belanda tahun 1878
saat itu menunjukkan posisi perbatasan jauh lebih ke utara dari
perbatasan Kaltara-Sabah hari ini, karena mencakupi semua perkampungan suku Tidung yang ada di wilayah Tawau.[12]
Proses pemekaran Kalimantan Utara menjadi suatu provinsi terpisah dari Kalimantan Timur telah dimulai pada tahun 2000-an.[13][14]
Setelah melalui proses panjang, pembentukan provinsi Kalimantan Utara
akhirnya disetujui dalam rapat paripurna DPR pada tanggal 25 Oktober
2012.[15][16]
Pemerintahan
Pada saat dibentuknya, wilayah Kalimantan Utara dibagi menjadi 5
wilayah administrasi, yang terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten sebagai
berikut:
Seluruh wilayah ini sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Kalimantan Timur.
Lihat pula
Referensi
- ^ Presiden Teken UU Provinsi Kalimantan Utara. www.vivanews.co.id. Diakses pada 13 Desember 2012
- ^ Borneo in the 15th and 16th centuries
- ^ TINJAUAN HISTORIS TENTANG KERAJAAN BERAU (KURAN)
- ^ Borneo, ca 1.750
- ^ Kalimantan, 1800-1857
- ^ Kesultanan Bulungan dan Tidung
- ^ (Melayu) Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
- ^ Borneo in 1850
- ^ (Belanda) Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Volume 13, 1853
- ^ (Inggris)Royal Geographical Society (Great Britain) (1856). A Gazetteer of the world: or, Dictionary of geographical knowledge, compiled from the most recent authorities, and forming a complete body of modern geography -- physical, political, statistical, historical, and ethnographical. 5. A. Fullarton.
- ^ (Inggris) (1848) The Journal of the Indian archipelago and eastern Asia. 2. pp. 438.
- ^ Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879
- ^ Provinsi Kalimantan Utara Perlu Dibentuk
- ^ Segera Lahir Provinsi Kalimantan Utara
- ^ DPR Sahkan Kalimantan Utara sebagai Provinsi Baru
- ^ DPR Sahkan Provinsi Kalimantan Utara Sebagai Provinsi ke 34 Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar